Minggu, 01 April 2018

April, bulan Yang Menggugah Selerah

         Bismillah. Aku hanya mau melanjutkan catatan bising milikku.

          Oiya, sebelumnya selamat datang April. Ada yang bilang jangan mengucapkan, jangan menyambutnya. Dia tak akan dengar. Percuma. Tak apa, aku hanya berucap saja.

          Dengan demikian bisa kumulai tulisan ini. Sekian lama aku tak menulis, cerpen mampet, novel pun terhambat. Jangankan  itu, bahkan puisi tak terbesit lagi dipikaranku. Membaca saja jarang, benar-benar telah kulupa aksaraku. Tapi ini bulan april. Bulan penuh keajaiban, menurutku. Bahkan hingga diujung malam, hari pertama bulan ini, aku masih meratap.

          Aku mungkin bukan yang dulu lagi. Bukan Hasna yang terlalu cuek, terlalu pemalas tapi masih ada tersisa dari diriku yang dulu. Apa itu? Dialah semangat. Aku masih menyimpannya. Meski sudah luntur, tapi masih kusimpan. Percayalah.

        Hai, April. Ada yang menyebutmu, bulan horror, bulan penuh kesibukan dan bulan penuh kejutan. Tak perlu kusebutkan siapa dia. Cukup kau tahu? Dan kau tahu mengapa mereka menyebutmu begitu? Kau tentu tahu dan tak asing lagi dengan kata “April Mop”. Ya dua kata itulah yang menjadi penyebab lahirnya gelar-gelar untukmu, April. Beberapa orang menganggap segalanya sebercanda itu, tapi lihatlah efeknya. Tak ada yang tahu pasti.

         Tak ada yang tahu pasti bagaimana perasaan gadis muda yang bahagia ditembak oleh pria dan dengan mudahnya pria itu berkata, “April Mop” padahal gadis itu sudah amat bahagia. Tak ada yang tahu pasti bagaimana perasaan seorang pria yang sudah dibuat pusing oleh kekasihnya, dan dengan alasan ‘April Mop’ kekasihnya tertawa keras. Tak ada yang tahu bagaimana seorang kawan menderita oleh temannya sendiri dan dengan merasa lucu temannya berucap “April Mop”.

           Tak ada yang tahu perasaan seorang ibu yang sudah marah-marah karena ulah anaknya kemudian sebercanda itu anaknya berteriak “April Mop”. Tak ada yang tahu pasti bagaimana kakak-beradik yang bertengkar kemudian salah satunya terjebak oleh “April Mop” atau seorang ayah yang sudah bersusah payah, buru-buru pulang ke rumah Karena sesuatu hal yang ternyata adalah jebakan april mop. Tak ada yang tahu pasti.

          Tetapi satu hal yang pasti. Bahwa kini, bulan april menjadi bulan yang horror sekaligus kejutan. Tidak hanya itu, dibalik kejutan-kejutan ada hal-hal mengerikan yang tak pernah terbesit sedikit pun. Tak pernah terbesit bahwa kini gadis yang pernah tertipu itu menjadi phobia laki-laki ataupun keras hati terhadap janji-janji. Tak akan pernah pecaya lagi sedikitpun dengan perkataan pria. Siapa yang tahu? Siapa yang memikirkan trauma apa yang menimpa korban April Mop?

          Tak pernah terbesit bahwa kini pria yang pernah dibuat pusing oleh kekasihnya ketika april mop menjadi pecandu aktif obat penenang. Bahkan menjadi pecandu obat-obatan dibawa asuhan psikiater. Tak pernah terbesit bahwa kini kawan yang mederita itu makin menderita dan menjadi orang pesimis. Tak pernah terbesit bahwa ibu yang marah-marah itu kini menjadi seorang pemarah dan lebih menyebalkan lagi.

          Tak pernah terbesit bagaimana permusuhan bahkan dendam yang terjadi antara kakak-beradik itu, bahkan mungkin saling membunuh. Tak ada yang tahu.
Dan tak pernah terbesit bagaimana kesedihan keluarga, karena ditinggal oleh seorang ayah yang terburu-buru kemudian kecelakaan. Perihal “April Mop” jangan sepelekan. Jika jiwa, raga bahkan nyawa menjadi taruhan, dapatkah sebercanda itu?

         Ahhhh… pikiranku semrawut. Maafkan aku, April. Sungguh, aku tak bermaksud melukaimu. Tapi orang-orang itulah yang berulah. Tapi kau akan tetap menjadi bulan penuh keajaiban bagiku. Percayalah. Sebab bersamamu, aku hadir. Bersamamu, ibuku menjadi ibu. Bersamamu, ayahku menjadi ayah. Ya, esok adalah harinya. Aku bahagia, April. Sungguh.