Senin, 18 Maret 2019

Mengapa

Mengapa

Aku menghitung detik
Menit seperti menghela
Seakan waktu memiliki tangan, kemudian menyapaku

Aku meniti detik
Setiap hembusan menit
Seakan waktu memiliki wajah, kemudian mengejekku

Aku menghambur pada detik
Melempar tanya pada menit
Mengapa ada temu?
Jika berpisah pada akhirnya?
Mengapa ada mengikat?
Jika melepas pada akhirnya?
Mengapa ada peduli?
Jika terserah pada akhirnya?
Mengapa ada perjuangan?
Jika merela pada akhirnya?
Mengapa ada menyayangi?
Jika memusuhi pada akhirnya?
Mengapa ada mencintai(TAI)
Jika memBENCI pada akhirnya?
Mengapa ada bersama?
Jika sendiri pada akhirnya?

Waktu,  lihatlah skenariomu
Kau biarkan aku bertaman pada temu, pada bahagia, pada keberadaan,  pada peduli, pada ikatan, pada kasih, pada cinta dan pada perpisahan.

Lihatlah kau biarkan aku mengeja rasa sakit, mengunyah pilu dan dan menelan duka. Nikmat, seperti menunggu nyawa, seberapa lama ia mampu bertahan.

Waktu, kau biarkan aku mengukir sedikit tapi banyak, seluruh rasa dalam aliran denyut nadiku.

Waktu kau biarkan aku tenggelam pada luasnya lautan kesedihan hingga nafas ini habis dan aku hanya berharap ini segera berakhir.

Waktu, aku adalah patung batu, air mata ini bukan apa-apa,  Lihat saja, akan kubalas kau!  Sembarangan membuat skenario!

Kau tahu, aku pernah punya mimpi, pernah punya harap, pernah menjadi yang paling bahagia. Pernah, waktu!
Semuanya karena kau!
Waktu, waktu, waktu!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar